EKONOMI TEKNIK
Ruang Lingkup
dan Definisi Ekonomi Teknik
Ekonomi teknik (Engineering economy) adalah disiplin ilmu
yang berkaitan dengan aspek-aspek ekonomi dalam teknik yang terdiri dari
evaluasi sistematis dari biaya-biaya dan manfaat-manfaat usulan proyek-proyek
teknik. Prinsip-prinsip dan metodologi ekonomi teknik merupakan bagian integral
dari manajemen sehari-hari dan operasi perusahaan-perusahaan swasta dan
koperasi, pengaturan utilitas publik yang diregulasi, badan-badan atau
agen-agen pemerintah dan organisasi-organisasi nirlaba. Prinsip-prinsip ini
dimanfaatkan untuk menganalisis pengunaan-penggunaan alternatif terhadap sumber
daya uang, khususnya yang berhubungan dengan aset-aset fisik dan operasi suatu
organisasi.
Ekonomi teknik
adalah penentuan faktor-faktor dan kriteria ekonomi yang digunakan ketika satu
atau lebih alternatif dipertimbangkan untuk dipilih dalam menyelesaikan suatu
masalah di bidang teknik. Studi ekonomi teknik membantu dalam mengambil
keputusan optimal untuk menjamin penggunaan dana (uang) dengan efisien. Studi
ekonomi teknik harus diadakan sebelum setiap uang akan
diinvestasikan/dibelanjakan atau sebelum komitmen-komitemen diadakan. Studi
ekonomi teknik dimulai dari sekarang (now). Kesimpulan-kesimpulannya bergantung
pada prediksi kejadian-kejadian (event) yang akan datang.
Pada dasarnya
Ilmu Ekonomi memang sangat penting, entah itu dalam Teknik Sipil, Teknik
Industri, Teknik Informatika atau teknik-teknik yang lain. Karena Ekonomi
Teknik adalah ilmu yang bertujuan untuk melakukan analisis aspek-aspek ekonomi
dan usulan investasi atau proyek dari sisi aspek ekonominya.
Mengapa
ekonomi teknik diperlukan? Mengaa kita (engineers) perlu mengetahui aspek
ekonomi dalam pekerjaan-pekerjaan keteknikan? (Prof. Dr. Ir. Danang
Parikesit,M.Sc)
Ilmu Ekonomi
merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan alokasi sumberdaya. Alokasi
sumberdaya tersebut, meliputi:
a.
Sumber daya alam
b.
Sumber daya manusia
c.
Sumber daya teknologi
d.
Sumber daya pembiayaan
Menurut Eva
F. Karamah, ekonomi teknik berfungsi untuk mengetahui konsekuensi keuangan
dari produk, proyek, dan proses-proses yang dirancang oleh insinyur dan
membantu membuat keputusan rekayasa dengan membuat neraca pengeluaran dan
pendapatan yang terjadi sekarang dan yang akan datang menggunakan konsep “nilai
waktu dari uang”
Ekonomi teknik melibatkan proses formulasi,
estimasi, dan evaluasi hasil ekonomi setelah alternatif-alternatif untuk
mencapai tujuan tertentu tersedia sehingga dapat dikatakan pula bahwa ekonomi teknik
merupakan kumpulan dari teknik perhitungan matematis yang menyederhanakan
perbandingan dalam hal ekonomi.
Pengambilan Keputusan
Seorang insinyur atau manajer selalu
dihadapkan pada permasalahan pengambilan keputusan yang melibatkan lebih dari
satu alternatif, setidaknya alternatif untuk melakukan sesuatu (do action) dan
tidak melakukan sesuatu (do nothing). Untuk memperoleh alternatif terbaik,
setiap alternatif tersebut harus dinilai dengan kriteria yang sama.
Proses Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dalam ekonomi
teknik hampir selalu berkaitan dengan penentuan layak atau tidaknya suatu
alternatif investasi dilakukan dan penentuan yang terbaik dari
alternatif-alternatif yang tersedia. Proses pengambilan keputusan ini terjadi
karena :
·
Biasanya setiap
investasi atau proyek bisa dikerjakan dengan lebih dari satu cara sehingga
harus ada proses pemilihan,
·
Karena sumber daya yang
tersedia untuk melakukan suatu investasi terbatas sehingga tidak semua
alternatif bisa dikerjakan, namun harus dipilih yang paling menguntungkan
Seperti halnya pengambilan keputusan
pada bidang-bidang yang lain, pengambilan keputusan pada ekonomi teknik harus
melalui suatu langkah-langkah yang sistematis mulai dari mendefinisikan
alternatif-alternatif investasi sampai pada penentuan alternatif yang terbaik.
proses pengambilan keputusan maka secara
umum langkah-langkah yang diambil adalah :
1. Memformulasikan
permasalahan, termasuk di antaranya menentukan ruang lingkup secara umum yang
menggambarkan kondisi awal dan akhir yang dihubungkan dengan proses “kotak
hitam” yang belum diketahui. Artinya, pada tahap ini hanya perlu diformulasikan
permasalahan apa yang dihadapi dan kondisi apa yang diharapkan setelah suatu
solusi diterapkan, tanpa harus menyatakan bagaimana cara atau metoda solusi
yang akan digunakan.
2. Menganalisis
permasalahan untuk menyatakan permasalahan tersebut dengan lebih detail
termasuk memformulasikan tujuan, sasaran, kendala yang dihadapi, variabel
keputusan yang harus dicari nilainya, serta kriteria keputusan yang akan
digunakan. Tahap ini menjadi begitu penting karena kelemahan atau kesalahan
yang terjadi di sini akan berakibat langsung pada keputusan yang akan diambil.
3. Mencari
alternatif-alternatif solusi dari permasalahan yang dianalisis. Tahap ini membutuhkan
kreativitas dalam menemukan alternatif-alternatif solusi. Seringkali tahap ini
digabungkan langsung dengan tahap evaluasi alternatif. Sebagai akibatnya, usaha
pencarian alternatif sering dihentikan setelah ditemukan alternatif yang
dinilai layak secara ekonomis walaupun sebenarnya masih ada alternatif yang
lebih baik.
4. Memilih alternatif
terbaik melalui pengukuran performansi masing-masing alternatif dan
dibandingkan dengan kriteria keputusan yang telah ditetapkan.
Alternatif-alternatif yang masih akan dibandingkan antara satu dengan yang
lainnya untuk selanjutnya dipilih yang terbaik.
Analisis Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dikarenakan adanya
masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Masalah-masalah itu dapat
dibagi atas:
1.
Simple Problems,
merupakan masalah yang solusinya tidak memerlukan terlalu banyak pertimbangan
dan analisis karena masalah itu bukanlah sesuatu yang penting.
2.
Intermediate Problems,
merupakan masalah yang solusinya memerlukan pertimbangan dan analisis pada
suatu bidang tertentu.
3.
Complex Problems,
merupakan masalah yang rumit yang solusinya memerlukan pertimbangan dan
analisis pada berbagai bidang ilmu.
Analisis pengambilan keputusan dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
Analisis kualitatif dilakukan berdasarkan pertimbangan dan pengalaman
manajemen. Analisis tersebut dilakukan jika masalah tidak terlalu rumit dan
pengambil keputusan memiliki pengalaman akan masalah sejenis.
Analisis kuantitatif lebih bersifat seni
dibanding ilmu.Kemampuan melakukan analisis kualitatif melekat pada diri
pengambil keputusan dan biasanya meningkat seiring bertambahnya
pengalaman.Ketajaman dalam analisis pengambilan keputusan dapat ditingkatkan
dengan mempelajari dan memahami berbagai metode analisis kuantitatif lebih
dalam.
Secara umum, masalah-masalah yang bisa
dipecahkan dengan analisis kuantitatif harus memiliki kriteria sebagai berikut:
1.
Masalah tersebut cukup
rumit dan penting serta memiliki alas an yang kuat untuk dianalisis dan dipecahkan.
2.
Tidak bisa dipecahkan
secara langsung tanpa melakukan analisis kuantitatif dan mempertimbangkan semua
konsekuensi yang mungkin dapat terjadi.
3.
Masalah tersebut
memiliki aspek ekonomi yang cukup penting dan pengambil keputusan menghendaki
suatu analisis menyeluruh sebelum mengambil keputusan.
TIME VALUE OF MONEY
PENGERTIAN BUNGA
Bunga adalah imbal jasa atas pinjaman
uang. Imbal jasa ini merupakan suatu kompensasi kepada pemberi pinjaman atas
manfaat kedepan dari uang pinjaman tersebut apabila diinvestasikan. Jumlah
pinjaman tersbut disebut "pokok utang" (principal). Persentase
dari pokok utang yang dibayarkan sebagai imbal jasa ( bunga ) dalam suatu
periode tertentu disebut "suku bunga".
Definisi
Bunga (interest)/fa’idah) adalah tambahan yang
dikenakan dalam transaksi pinjaman uang (al-qardh) yang diperhitungkan dari
pokok pinjaman tanpa mempertimbangkan pemanfaatan/ hasil pokok tersebut,
berdasarkantempo waktu, diperhitungkan secara pasti di muka, dan pada umumnya
berdasarkan persentase.
Secara leksikal, bunga sebagai terjemahan dari kata
interest. Bunga dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah imbalan jasa untuk
penggunaan uang atau modal yang dibayar pada waktu tertentu berdasarkan
ketentuan atau kesepakatan, umumnya dinyatakan sebagai persentase dari modal
pokok.
Jenis Bunga
1.
Bunga sederhana
Merupakan hasil dari pokok utang, suku bunga per
periode, dan lamanya waktu peminjaman.
Rumusan bunga sederhana yaitu:
c = p.b.w
Dimana :
c (bunga sederhana) merupakan hasil dari p (pokok
utang),
b (bunga), dan
w (waktu).
Contohnya:
Wiki meminjam Rp 230.000.000 untuk membeli sebuah
mobil baru, dengan suku bunga sebesar 9.5% per tahun dan masa pinjaman adalah 5
tahun maka bunganya adalah
Rp. 230.000.000 x 0.095 x 5 = Rp. 109.250.000
Bunga sederhana untuk pinjaman Wiki adalah Rp.
109.250.000, maka total pembayaran pokok utang ditambah bunganya adalah Rp.
339.250.000.
Contoh
lainnya, misalnya pokok utangnya adalah Rp. 100.000:
· Utang
kartu kredit dimana dikenakan biaya sebesar Rp. 1.000 per harinya
maka 1.000/100.000 = 1%/perhari.
· Obligasi swasta dimana pembayaran kupon bunga pertamanya adalah sebesar Rp 3.000 setelah 6 bulan
sejak tangal penerbitan obligasi dan pembayaran kupon keduanya adalah Rp. 3.000 pada
saat akhir tahun maka hasilnya adalah : (3.000+3.000)/100.000 = 6%/year.
· Bunga
Deposito yang dibayarkan pada akhir tahun sebesar Rp. 6.000
maka perhitungannya adalah : 6.000/100.000 = 6%/year.
2.
Bunga Majemuk
Bunga
majemuk (commpoud interest) adalah bungayang
sudah dihasilkan ditambahkan ke uang pokok pada akhir tiap-tiap periode
pembayaran bunga dan kemudian ikut dipakai sebagai dasar untuk
menentukan besarnya bunga pada periode berikutnya. Bunga
majemuk dihitung berdasarkan saldo terakhir setelah pembungaan.
Perbedaan
Bunga Tunggal dengan Bunga Majemuk
Pada dasarnya, baik bunga tunggal maupun bunga majemuk adalah nilai jasa dari
peminjaman suatu modal. Tetapi, perhitungannya sedikit berbeda.
Pada bunga tunggal, besarnya bunga hanya dipengaruhi oleh besarnya uang yang
kita tabung. Kemudian, ketika tabungan kita telah berbunga, besarnya bunga pada
tahun itu dan selanjutnya tetap dihitung terhadap tabungan kita.
Pada bunga majemuk, ketika tabungan kita telah berbunga, besarnya bunga pada
tahun itu dihitung terhadap penjumlahan tabungan dengan bunga kita. Jadi, yang
dibungakan bukan hanya tabungan kita, melainkan bunga kita juga ikut
dibungakan.
Supaya lebih mudah, coba simak ilustrasi berikut:
Marjono
menyimpan uang sebesar satu juta di bank A dan bank B yang keduanya sama-sama
memiliki suku bunga 10%. Bedanya, bank A menerapkan sistem bunga tunggal
sedangkan bank B menerapkan sistem bunga mjemuk.
Pada
tahun pertama, jumlah tabungan Marjono pada bank A adalah:
tabungan awal + bunga tunggal
= 1.000.000 + 1.000.0000 x 10%
= 1.100.000
Sedangkan jumlah tabungan di bank B adalah:
tabungan awal + bunga majemuk
= 1.000.000 + 1.000.000 x 10%
= 1.100.000
Lalu,
pada tahun kedua, jumlah tabungan di bank A menjadi:
tabungan tahun pertama + bunga tunggal
= 1.100.000 + 1.000.000 x 10%
= 1.200.000
Sedangkan jumlah tabunga di bank B adalah:
tabungan tahun pertama + bunga majemuk
= 1.100.000 + 1.100.000 x 10%
= 1.100.000 + 110.000
=1.210.000
Perbedaannya
adalah :
Pada
bunga tunggal, besarnya bunga yang kita dapatkan di tahun pertama tidak ikut
dibungakan pada tahun kedua dan selanjutnya. Sedangkan pada bunga majemuk,
bunga yang kita dapatkan akan ikut dibungakan pada tahun kedua dan begitu pula
selanjutnya.
Rumus Umum Bunga Majemuk
%
dengan,
Mn = modal pada akhir tahun ke-n
M = modal awal
i = suku bunga
n = lama waktu
dengan,
B = besarnya bunga majemuk
Mn = modal pada akhir tahun ke-n
M = modal awal
Suku
Bunga Nominal dan Suku Bunga Efektif
Suku bunga dibedakan
menjadi dua, suku bunga nominal dan suku bunga riil. Suku bunga nominal
adalah rate yang dapat diamati di pasar. Sedangkan suku bunga riil adalah
konsep yang mengukur tingkat bunga yang sesungguhnya setelah suku bunga
nominal dikurangi dengan laju inflasi yang diharapkan.
Tingkat suku bunga
juga digunakan pemerintah untuk mengendalikan tingkat harga, ketika tingkat
harga tinggi dimana jumlah uang yang beredar di masyarakat banyak sehingga
konsumsi masyarakat tinggi akan diantisipasi oleh pemerintah dengan menetapkan
tingkat suku bunga yang tinggi. Dengan tingkat suku bunga tinggi yang
diharapkan kemudian adalah berkurangnya jumlah uang beredar sehingga permintaan
agregat pun akan berkurang dan kenaikan harga bisa diatasi.
Secara teori tingkat
bunga yang dibayarkan bank adalah tingkat bunga nominal yang merupakan
penjumlahan tingkat bunga riil ditambah inflasi (Mankiw,2003). Adanya kenaikan
atau penurunan inflasi akan berdampak pada kenaikan atau penurunan tingkat
bunga kredit.
Pada tahun 2002, kondisi
makroekonomi menunjukkan perkembangan yang kondusif. Ini terlihat dari
terkendalinya uang primer, serta laju inflasi dan nilai tukar yang menunjukkan
perkembangan yang positif. Oleh karena itulah, Bank Indonesia mulai memberikan
sinyal penurunan tingkat bunga secara bertahap. Hal ini dilakukan melalui
penurunan tingkat bunga instrumen moneter yang salah satunya adalah SBI.
Walaupun tingkat bunga SBI mengalami penurunan, tingkat bunga kredit relatif
rigid.
Suku bunga kredit yang
ada pada saat ini dianggap beberapa kalangan baik dari pelaku bisnis maupun
pakar ekonomi belum optimal. Mereka menuntut agar Bank Indonesia selaku
penguasa moneter mempengaruhi suku bunga deposito dan suku bunga kredit
berkaitan dengan turunnya SBI agar dapat meningkatkan atau mengembangkan sektor
riil lewat kegiatan investasinya. Namun tuntutan itu belum atau baru sedikit
yang dipenuhi (Info Bank, 2004).
Masih relatif
tingginya suku bunga kredit di tengah-tengah masih adanya ketidakpastian
prospek usaha tentu saja akan mengurangi semangat sektor dunia usaha untuk
melakukan investasi. Walaupun dilihat dari beberapa indikator, fungsi
intermediasi perbankan melalui penyaluran kredit telah menunjukkan perbaikan,
namun dalam kenyataannya penyaluran kredit perbankan pada sektor riil belum
dapat berlangsung dengan cepat karena berbagai permasalahan yang dihadapai oleh
sektor riil itu sendiri meskipun hal tersebut juga ada kaitannya dengan
konsolidasi internal di perbankan.
Gejolak suku bunga dan
inflasi menjadi dua faktor penting yang mempengaruhi aktivitas penyaluran
kredit. Keduanya tidak hanya mendorong suku bunga kredit, tapi juga membuat
risiko kredit macet menjadi besar. Tetapi dalam kondisi seperti ini, kegiatan
kredit perbankan harus tetap berlangsung.
Suku
Bunga Nominal
Suku bunga nominal
adalah suku bunga yang biasa kita lihat bank atau media cetak. Misalnya
perusahaan meminjam uang dari bank sebesar $100.000 selama setahun pada suku
bunga nominal 10%, maka pada akhir tahun perusahaan harus mengembalikan
pinjaman tersebut sebesar $110.000 (yaitu $100.000 x 10%).
Suku bunga nominal cenderung naik seiring dengan angka inflasi. Jika, misalnya,
bank memberlakukan suku bunga 10% pada ekspektasi inflasi selama satu tahun ke
depan adalah 0%, maka bank mungkin akan memberlakukan suku bunga 13% jika
ekspektasi inflasinya adalah 3%.
Tingkat
Bunga Efektif adalah:
disebut juga tingkat suku bunga ekuivalen tahunan (equivalent annual rate, EAR).
Tingkat suku bunga ini adalah tingkat suku bunga yang akan menghasilkan nilai
akhir (di masa depan) yang sama menurut bunga majemuk tahunan seperti juga pada
bunga majemuk yang lebih sering dengan memberikan suatu tingkat suku bunga
nominal tertentu. Semua tingkat suku bunga nominal dapat dikonversi
menjadi tingkat suku bunga ekuivalen tahunan, atau EFF%. Ketika melakukan
perbandingan di antara beberapa pinjaman atau investasi yang melakukan
pembayaran pada jangka waktu yang berbeda-beda, harus menggunakan EEF%.
1.
tingkat bunga yang
sesungguhnya dibebankan dalam setahun; jika suku bunga dibebankan sekali
setahun, tingkat bunga nominal sama dengan suku bunga efektif; atau
2.
gambaran
mengenai pendapatan/hasil atas nilai suatu instrumen utang yang dimiliki dibandingkan dengan nilai instrumen pada saat harga
pembelian (effective rate)
Jika tingkat bunga
nominal lebih rendah daripada tingkat bunga efektif, maka akan terjadi diskonto. Sebaliknya, jika tingkat bunga nominal
lebih tinggi daripada tingkat bunga efektif, maka akan terjadi premium.
Rumus
Bunga Nominal & Efektif
Suku bunga nominal :
• r = i x M
n Suku bunga efektif :
• ieff = (1
+ i)M -1
atau
• ieff = (1
+ r/M)M -1
• dimana : ieff
= suku bunga efektif
• r = suku bunga
nominal tahunan
• i = suku bunga
nominal per periode
• M = jumlah periode
majemuk per satu tahun
Contoh Soal:
Apabila suku bunga nominal
pertahun adalah 15%, yang mana dalam satu tahun terdiri dari 4 kuartal,
Berapakah besarnya suku bunga nominal untuk setiap kuartal.
Dik : • r = 15%
• M = 3
• i = r / M = 15% / 4
= 3.75% per kuartal
Dit : Berapa pula suku bunga efektif per tahun
nya ?
n ieff = (1
+ i) M -1
= (1 + 0,0375) 4 – 1
= 0,1586 atau 15,86%
per tahun
n ATAU
n ieff = (1
+ r/M) M -1
= (1 + 0,375/4) 4 – 1
= 0,1586 atau 15,86%
per tahun
Hitung suku bunga
efektif per kuartal ?
n suku bunga nominal
per kuartal = 3.75% (= r)
n M = 1/4 tahun = 0,25
dalam satu tahun
n ieff = (1
+ r/M) M -1
= (1 + 0,0375/0,25)
0,25 – 1
= 0,0355 atau 3,55%