Jumat, 16 Agustus 2019

LRT PALEMBANG 2017

Pada penulisan kali ini saya akan membahas mengenai kegagalan struktur pada bangunan studi kasus yang saya ambil adalah kejadian jatuhnya girder pada Proyek Pembangunan Light Rail Transit (LRT) Palembang Tahun 2017, berikut adalah penjelasan lengkapnya.
  • Kronologi Kejadian
Pada tanggal 1 Agustus 2017 crane IHI type CCH700 kapasitas 70 ton dan Crane Kobelco type CKS800 kapasitas 80 ton dengan operator PT.Waskita Karya direncanakan akan mengangkat girder (steel box) panjang 33,7 m berat 75,1 ton di area sempit diantara rumah warga di pinggir jalan raya dan fly over Polresta Jl. Gubernur H. Bastari tepatnya di P672 zona 4 proyek LRT Palembang.
Girder yang akan dipasang merupakan sambungan girder yang telah terpasang di atas tiang P.674 dan Temporary Support Steel Box Penyambungan girder digunakan sambungan baut dan mur.
Pada tanggal 30 Juli 2017 pihak kontraktor mengajukan Request For Inspection (RFI) kepada konsultan yang berisi kesiapan untuk diinspeksi tanggal 31 Juli 2017 pukul 17.00 WIB dengan rencana waktu pelaksanaan pekerjaan pukul 18.00 WIB. Konsultan menerima RFI dari pihak kontraktor yang berisi rencana pekerjaan secara rinci yang akan dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2017.
Namun pada tanggal 31 Juli 2017 konsultan supervisi tidak menerima konfirmasi dari pihak kontraktor tentang ada tidaknya pelaksanaan pekerjaan pengangkatan steel box girder pada hari itu, sehingga koordinasi kegiatan inspeksi antara kontraktor dan konsultan supervisi terlewatkan.
Pada tanggal 31 Juli 2017 pukul 22.30 WIB, Crane 70 ton dan 80 ton diangkut ke lokasi LRT zona 4 antara P.672-P.674 dengan menggunakan mobil truk.
Pada tanggal 1 Agustus 2017 pukul 01.30 WIB, dilakukan persiapan awal pelaksanaan pengangkatan girder, yaitu dengan melakukan penutupan jalan terlebih dahulu kemudian setting crane dan pemasangan 4 lembar plat baja sebagai landasan untuk crane 70 ton yang dipasang sebelah kanan tiang P.672. selanjutnya diadakan penggeseran girder dengan menggunakan crane 70 ton dan 80 ton sejauh ±30 meter untuk ditempatkan di antara P672 dan Temporary Support Steel Box.
Selanjutnya kedua crane diposisikan "menghadap" girder untuk melaksanakan load test pengangkatan beban setinggi ± 30 cm dari tanah untuk memastikan bahwa crane tersebut mampu mengangkat girder seberat 75,1 ton.
Pada pukul 02.00 WIB, operator crane mulai melaksanakan pengangkatan girder. Selama proses pengangkatan operator juga mengamati monitor untuk mengetahui ada atau tidaknya indikasi overload. Setelah proses pengangkatan dilakukan sampai girder mencapai ketinggian sekitar 9 m (+ 0,5 m diatas permukaan column) monitor menunjukkan bahwa kedua crane tidak mengalami overload. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa peralatan crane maupun operasi pengangkatannya mampu mengangkat girder. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa crane layak operasi.
Pada saat girder diturunkan perlahan-lahan untuk meletakkannya pada tiang P.672, rodacrawler crane 70 ton sebelah depan yang berada di atas plat baja mulai amblas. Selanjutnya dengan cepat girder jatuh dan secara bersamaan crane 70 ton terjungkir dengan bertumpu pada ujung depan rantai crawler. Gambar 1 menunjukkan terjungkalnya crane 70 ton (garis panah putus putus merah) dan jatuhnya girder mengakibatkan perputaran rotary table akibat adanya gaya ayun dan gravitasi. Akibat dari pergerakan tersebut posisi cabin menghadap keatas dan counter-weight (25 ton) yang berada di belakang cabin menghantam landasan sehingga menimbulkan lubang dengan ukuran (2,6 x 2,6 x 0,5) meter, dan tower boom  bengkok (garis panah putus putus merah).
Kejadian ini mengakibatkan 3 orang luka ringan dari penghuni rumah yang tertimpa girder. Korban dievakuasi oleh pekerja dan warga sekitar ke lokasi aman. Kedua crane mengalami kerusakan parah dan untuk mempermudah evakuasi boom tersebut dipotong.
  • Informasi Tambahan
1.             Data Teknis Mobile Crane IHI CCH700
Jenis Pesawat Angkat & Angkut : Mobile Crane
Nama Pabrik Pembuat : IHI Construction Machinery Ltd
Tempat Pembuatan : Japan
Tahun Pembuatan : 2015
Type : Crawler Crane/Lattice Boom
Model & Nomor Seri : CCH700 & HY501
Kapasitas angkat maksimum : 70.000 kg (70T)/sesuai Load Indicator
Motor penggerak : Engine/electrical
Operator Crane : Usia 27 tahun, surat ijin operator crawler crane berlaku sampai dengan 8 Januari 2020 (valid).

2.             Data Teknis Mobile Crane Kobelco CKS800
Jenis Pesawat Angkat & Angkut : Mobile Crane
Nama Pabrik Pembuat : Kobelco Crane Co.Ltd
Tempat Pembuatan : Japan
Tahun Pembuatan : 2015
Type : Crawler Crane Lattice Boom
Model : CKS 800
Nomor Seri : GG06-05370
Kapasitas angkat maksimum : 80 Ton
Motor penggerak : Engine motor diesel
Operator Crane : Usia 25 tahun, surat ijin operator crawler crane   berlaku sampai dengan 7 November  20 (valid).

Berdasarkan Informasi Lingkungan Sekitar Area pergerakan crawler crane berada di jalan utama disamping bagian bawah fly over dengan area yang sempit. Untuk memperluas ruang gerak crawler crane, waktu pelaksanaan pengangkatan girder harus membongkar trotoar yang berada dibawah fly over. 
Girder (Gambar 4) terbuat dari konstruksi baja dengan panjang sekitar 33,7 meter, berat 75,1 ton. Operasi pengangkatan dilakukan dengan 2 tower boom crane berkapasitas masing-masing 70 ton dan 80 ton.
  • Informasi Pasca Kejadian


Setelah kejadian, ternyata area yang "terinjak" crane 70 ton berupa bekas galian pembuatan cerucuk pondasi P672 yang telah dicor adukan beton tanpa perkuatan rangka besi beton;
Load test tidak dapat dilaksanakan pada area titik pengangkatan steel box girder karena terbatasnya ruang gerak crane
Kondisi lokasi tersebut diatas hanya dapat diidentifikasi dengan tes pit (galian uji), sehingga tindakan perkuatannya dapat dilakukan sesuai ketentuan.
Permukaan coran beton yang akan diinjak crane 70 ton dilapisi plat baja dengan ketebalan 30 mm, panjang 5 m dan lebar 1,2 m. Plat tersebut berjumlah 4 lembar yang dipasang berjajar dan melintang terhadap arah gerakan crane;
Prosedur inspeksi pengangkatan yang lebih akurat seharusnya didahului dengan koordinasi dari Request For Inspection (RFI) oleh kontraktor kepada konsultan. Dalam kasus ini pada saat pengangkatan girder, koordinasi ini tidak dilakukan, maka RFI yang tertanggal 30 Juli 2017 belum diperiksa atau ditandatangani oleh konsultan.

  • Analisis
  1. Harmonisasi Pengangkatan, mengangkat girder dengan panjang sekitar 33,7 meter dan berat 75,1 ton memerlukan harmonisasi yang ketat antara kedua operator cranenya.  Sedikit saja terjadi disharmoni dalam pengangkatan akan mengakibatkan terjadinya pergeseran center of gravity (CG) sehingga beban akan lari ke salah satu titik angkat
  2. Terjadinya Ketidakstabilan Dalam Proses Pengangkatan Girder saat sedang menurunkan girder, terjadi penurunan tanah pada tempat pijakan rantai crane 70 ton. sehingga menimbulkan ketidakstabilan  proses pengangkatan.
  3. Akibat Ketidakstabilan Gaya Pada crane 80 ton terjadi momen puntir tambahan terhadap boom sehingga mengakibatkan patah
  4. Penyebab Langsung adalah amblasnya permukaan pijakan crane, proses inspeksi sebelum pekerjaan tidak sepenuhnya terkoordinasi, Denah galian cerucuk yang seharusnya bisa mengindikasikan pelemahan kekuatan permukaan tanah untuk pemasangan pile cap pun tidak digunakan.
  5. Penyebab Tidak Langsung Terbatasnya ruang gerak crane, kurangnya koordinasi antara operator dan konsultan dalam pelaksanaan lifting steel girder, tidak adanya utility map.
  • Kesimpulan
  1. Inspeksi sebagai tindak lanjut RFI ternyata tidak sepenuhnya dilaksanakan untuk mendeteksi adanya kelemahan struktur tanah berikut perkuatannya. Dan lebih spesifik lagi load test tidak dapat dilakukan pada posisi tanah yang "lemah" mengingat sangat terbatasnya ruang gerak crane;
  2. Struktur tanah pijakan crane 70 ton lokasinya berada pada bekas galian terucuk yang notabene dibuat untuk proyek ini. Kelemahan ini seharusnya diketahui oleh pihak kontraktor dan konsultan pengawas;
  3. Kondisi nyata kekuatan struktur tanah di lokasi tersebut hanya dapat diidentifikasi dengan pit test (galian uji), sehingga tindakan perkuatannya dapat dilakukan sesuai ketentuan;
  4. Faktor yang berkontribusi Adanya faktor ketergesaan dalam mengejar target waktu penyelesaian sehingga ada tahap pengujian yang terlewati.

Sumber :



Kamis, 10 Januari 2019

3 Bangunan di Jepang Tahan Gempa dengan Sistem Struktur Konstruksi yang berbeda (Universitas Gunadarma Review)

Negara Jepang menjadi salah satu negara maju di Asia dengan berbagai macam teknologi dan keunikannya, salah satu keunikan yang dimiliki oleh negara Jepang adalah letak geografis negara tersebut yang sering sekali mengalami gempa bumi, oleh karena itu mereka berinovasi untuk memiliki berbagai macam bangunan yang ramah lingkungan dan tahan akan gempa bumi, hal ini menjadikan Jepang sebagai tempat belajar bagi mereka yang ingin merancang bangunan yang kokoh.
Berikut beberapa bangunan di Jepang dengan struktur tahan gempa yang diterapkan :

1.           Roponggi Hills Mori Tower
Bangunan ini memiliki 54 lantai dengan ketinggian 238 m yang berlokasi di Roponggi, Minato, Tokyo. Bangunan ini digunakan sebagai kantor, restoran, dll. Struktur yang digunakan pada bangunan ini serupa dengan yang diterapkan pada bangunan Taipei 101. Selain perkuatan pipa baja, teknologi peredam guncangan yaitu oil damper juga digunakan. Bangunan dilengkapi dengan 192 peredam getaran yang berisi cairan peredam. Peredam semi aktif tersebut berisi minyak kental, ketika bangunan mulai bergetar, peredam akan menyeimbangkan bangunan. Minyak dalam peredam tergelincir ke arah yang berlawanan dari arah getaran gempa atau angin sehingga melawan dan meminimalkan goyangan pada bangunan.



2.          Tokyo Skytree
Bangunan ini memiliki ketinggian 634 m yang berfungsi sebagai tower observasi dan pemancar sinyal televesi dan radio, bangunan ini terletak di Sumida, Tokyo. Tower ini menjadi bangunan dengan struktur tertinggi setelah Burj Khalifa.
Bangunan ini memiliki dasar denah berbentuk segitiga yang berubah menjadi lingkaran ke atasnya. Denah bentuk segitiga memang dianggap kokoh dan dapat menjaga kestabilan bangunan dan lingkaran yang berada pada bagian atasnya dapat mengantisipasi hembusan angin pada ketinggian dari berbagai arah.

Sama dengan bangunan Mori Tower, Tokyo Skytree ini juga menggunakan oil damper yang berlokasi di ketinggian 125 m dari bawah kolom pusatnya. Kolom pusat atau tengah ini berfungsi sebagai penyeimbang sehingga rangka luar bangunannya dapat ikut bergerak ketika gempa terjadi. Sedangkan sistem peredam getar akan menjaga gravitasi tower agar selalu seimbang pada bagian atasnya dengan bagian bawah. Selain adanya kolom ini, pondasi bangunan ini juga didesain tahan gempa dengan empat tiang pancang dan beton bertulang dikedalaman 50 m dibawah tanah sehingga memiliki dasar yang kuat.

3.           Fa-Bo
Bentuk dari bangunan ini sangat unik, memiliki fungsi sebagai kantor dan laboratorium Komatsu Seiren, Firma Tekstil Jepang yang berlokasi di Perfektur Ishikawa.
Bangunan tiga lantai ini dilingkupi dengan lapisan luar 1031 batang karbon fiber yang terpasang dari atap ke tanahnya di berbagai arahnya. Batang yang kuat dan fleksibel ini dapat melindungi bangunan dari goncangan gempa bumi. Di dalam lapisan batang tersebut terdapat layar lain yang terdiri dari 2778 batang yang menambahkan kestabilan pada bangunannya.

Ketika gempa bumi terjadi, bangunan akan bergoyang dari sisi ke sisi. Batangnya tentu akan merenggang lalu menarik kembali bangunan ke asalnya untuk mencegah bangunan bergoncang. Sebelum memasang batangan tersebut, Kengo Kuma and Associates sebagai perancang bangunan menambahkan kekuatan dinding bangunan dengan jangkar di strukturnya sehingga mencegah bangunan dapat menahan tegangan tarik dan mencegah tanah naik.


Nama Mahasiswa : ILHAM RIYADI
NPM : 13315261
Kelas : 4TA06
Nama Dosen Pengajar :  I KADEK BAGUS WIDANA PUTRA
Universitas & Jurusan : Universitas Gunadarma & Teknik Sipil Gunadarma

Rabu, 21 November 2018

Tugas (Aspek Hukum Dalam Pembangunan)

PENYELENGGARAAN JASA KOSNTRUKSI


Jasa konstruksi merupakan salah satu kegiatan bidang ekonomi yang mempunyai peranan penting dalam pencapaian berbagai sasaran, guna menunjang terwujudnya tujuan pembangunan nasional. Bidang jasa konstruksi diatur dengan undang-undang nomor 18 tahun 1999, yang diundangkan pada tanggal 7 mei 2000. Undang-undang jasa konstruksi merupakan salah satu bentuk produk pembangunan hukum nasional yang luar biasa karena substansi yang berkenan dengan segala aspek jasa konstruksi diatur secara lengkap dan detail, baik dalam undang-undang nomor 18 tahun 1999 itu sendiri maupun dalam peraturan pemerintah sebagai peraturan pelaksananya.
Hukum jasa konstruksi merupakan bidang hukum yang berstatus perjanjian khusus multidimensi. Perjanjian khusus multidimensi diartikan sebagai pedoman atau dapat juga menjadi payung terhadap berbagai undang-undang yang terkait.undang-undang yang terkait dimaksud mulai dari undang-undang lingkungan hidup, pertahanan, tata ruang, pengangkutan darat, hak kekayaan intelektual, ketenagakerjaan, peransuransian, kelistrikan, kesehatan, dan persaingan usaha tidak sehat sampai ke arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa. Di bawah undang-undang jasa konstruksi tersebut berlaku pula berbagai jenis undang-undang yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan  berlakunya undang-undang jasa konstruksi. Undang-undang jasa konstruksi merupakan sumber hukum berbagai aspek kehidupan manusia.

Versi Lengkap --> Klik DIsini

Minggu, 25 Maret 2018

Tugas 1 (Ekonomi Teknik)


EKONOMI TEKNIK

Ruang Lingkup dan Definisi Ekonomi Teknik

Ekonomi teknik (Engineering economy) adalah disiplin ilmu yang berkaitan dengan aspek-aspek ekonomi dalam teknik yang terdiri dari evaluasi sistematis dari biaya-biaya dan manfaat-manfaat usulan proyek-proyek teknik. Prinsip-prinsip dan metodologi ekonomi teknik merupakan bagian integral dari manajemen sehari-hari dan operasi perusahaan-perusahaan swasta dan koperasi, pengaturan utilitas publik yang diregulasi, badan-badan atau agen-agen pemerintah dan organisasi-organisasi nirlaba. Prinsip-prinsip ini dimanfaatkan untuk menganalisis pengunaan-penggunaan alternatif terhadap sumber daya uang, khususnya yang berhubungan dengan aset-aset fisik dan operasi suatu organisasi.
Ekonomi teknik adalah penentuan faktor-faktor dan kriteria ekonomi yang digunakan ketika satu atau lebih alternatif dipertimbangkan untuk dipilih dalam menyelesaikan suatu masalah di bidang teknik. Studi ekonomi teknik membantu dalam mengambil keputusan optimal untuk menjamin penggunaan dana (uang) dengan efisien. Studi ekonomi teknik harus diadakan sebelum setiap uang akan diinvestasikan/dibelanjakan atau sebelum komitmen-komitemen diadakan. Studi ekonomi teknik dimulai dari sekarang (now). Kesimpulan-kesimpulannya bergantung pada prediksi kejadian-kejadian (event) yang akan datang.
Pada dasarnya Ilmu Ekonomi memang sangat penting, entah itu dalam Teknik Sipil, Teknik Industri, Teknik Informatika atau teknik-teknik yang lain. Karena Ekonomi Teknik adalah ilmu yang bertujuan untuk melakukan analisis aspek-aspek ekonomi dan usulan investasi atau proyek dari sisi aspek ekonominya.
Mengapa ekonomi teknik diperlukan? Mengaa kita (engineers) perlu mengetahui aspek ekonomi dalam pekerjaan-pekerjaan keteknikan? (Prof. Dr. Ir. Danang Parikesit,M.Sc)

Ilmu Ekonomi merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan alokasi sumberdaya. Alokasi sumberdaya tersebut, meliputi:
a.              Sumber daya alam
b.             Sumber daya manusia
c.              Sumber daya teknologi
d.             Sumber daya pembiayaan

Menurut Eva F. Karamah, ekonomi teknik berfungsi untuk mengetahui konsekuensi keuangan dari produk, proyek, dan proses-proses yang dirancang oleh insinyur dan membantu membuat keputusan rekayasa dengan membuat neraca pengeluaran dan pendapatan yang terjadi sekarang dan yang akan datang menggunakan konsep “nilai waktu dari uang”
   Ekonomi teknik melibatkan proses formulasi, estimasi, dan evaluasi hasil ekonomi setelah alternatif-alternatif untuk mencapai tujuan tertentu tersedia sehingga dapat dikatakan pula bahwa ekonomi teknik merupakan kumpulan dari teknik perhitungan matematis yang menyederhanakan perbandingan dalam hal ekonomi.

Pengambilan Keputusan
Seorang insinyur atau manajer selalu dihadapkan pada permasalahan pengambilan keputusan yang melibatkan lebih dari satu alternatif, setidaknya alternatif untuk melakukan sesuatu (do action) dan tidak melakukan sesuatu (do nothing). Untuk memperoleh alternatif terbaik, setiap alternatif tersebut harus dinilai dengan kriteria yang sama.

Proses Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dalam ekonomi teknik hampir selalu berkaitan dengan penentuan layak atau tidaknya suatu alternatif investasi dilakukan dan penentuan yang terbaik dari alternatif-alternatif yang tersedia. Proses pengambilan keputusan ini terjadi karena :
·                Biasanya setiap investasi atau proyek bisa dikerjakan dengan lebih dari satu cara sehingga harus ada proses pemilihan,
·                Karena sumber daya yang tersedia untuk melakukan suatu investasi terbatas sehingga tidak semua alternatif bisa dikerjakan, namun harus dipilih yang paling menguntungkan

Seperti halnya pengambilan keputusan pada bidang-bidang yang lain, pengambilan keputusan pada ekonomi teknik harus melalui suatu langkah-langkah yang sistematis mulai dari mendefinisikan alternatif-alternatif investasi sampai pada penentuan alternatif yang terbaik.

proses pengambilan keputusan maka secara umum langkah-langkah yang diambil adalah :
1.           Memformulasikan permasalahan, termasuk di antaranya menentukan ruang lingkup secara umum yang menggambarkan kondisi awal dan akhir yang dihubungkan dengan proses “kotak hitam” yang belum diketahui. Artinya, pada tahap ini hanya perlu diformulasikan permasalahan apa yang dihadapi dan kondisi apa yang diharapkan setelah suatu solusi diterapkan, tanpa harus menyatakan bagaimana cara atau metoda solusi yang akan digunakan.
2.           Menganalisis permasalahan untuk menyatakan permasalahan tersebut dengan lebih detail termasuk memformulasikan tujuan, sasaran, kendala yang dihadapi, variabel keputusan yang harus dicari nilainya, serta kriteria keputusan yang akan digunakan. Tahap ini menjadi begitu penting karena kelemahan atau kesalahan yang terjadi di sini akan berakibat langsung pada keputusan yang akan diambil.
3.           Mencari alternatif-alternatif solusi dari permasalahan yang dianalisis. Tahap ini membutuhkan kreativitas dalam menemukan alternatif-alternatif solusi. Seringkali tahap ini digabungkan langsung dengan tahap evaluasi alternatif. Sebagai akibatnya, usaha pencarian alternatif sering dihentikan setelah ditemukan alternatif yang dinilai layak secara ekonomis walaupun sebenarnya masih ada alternatif yang lebih baik.
4.           Memilih alternatif terbaik melalui pengukuran performansi masing-masing alternatif dan dibandingkan dengan kriteria keputusan yang telah ditetapkan. Alternatif-alternatif yang masih akan dibandingkan antara satu dengan yang lainnya untuk selanjutnya dipilih yang terbaik.

Analisis Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dikarenakan adanya masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Masalah-masalah itu dapat dibagi atas:
1.             Simple Problems, merupakan masalah yang solusinya tidak memerlukan terlalu banyak pertimbangan dan analisis karena masalah itu bukanlah sesuatu yang penting.
2.             Intermediate Problems, merupakan masalah yang solusinya memerlukan pertimbangan dan analisis pada suatu bidang tertentu.
3.             Complex Problems, merupakan masalah yang rumit yang solusinya memerlukan pertimbangan dan analisis pada berbagai bidang ilmu.

Analisis pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan berdasarkan pertimbangan dan pengalaman manajemen. Analisis tersebut dilakukan jika masalah tidak terlalu rumit dan pengambil keputusan memiliki pengalaman akan masalah sejenis.
Analisis kuantitatif lebih bersifat seni dibanding ilmu.Kemampuan melakukan analisis kualitatif melekat pada diri pengambil keputusan dan biasanya meningkat seiring bertambahnya pengalaman.Ketajaman dalam analisis pengambilan keputusan dapat ditingkatkan dengan mempelajari dan memahami berbagai metode analisis kuantitatif lebih dalam.
Secara umum, masalah-masalah yang bisa dipecahkan dengan analisis kuantitatif harus memiliki kriteria sebagai berikut:
1.             Masalah tersebut cukup rumit dan penting serta memiliki alas an yang kuat untuk dianalisis dan dipecahkan.
2.             Tidak bisa dipecahkan secara langsung tanpa melakukan analisis kuantitatif dan mempertimbangkan semua konsekuensi yang mungkin dapat terjadi.
3.             Masalah tersebut memiliki aspek ekonomi yang cukup penting dan pengambil keputusan menghendaki suatu analisis menyeluruh sebelum mengambil keputusan.

TIME VALUE OF MONEY

PENGERTIAN BUNGA

Bunga adalah imbal jasa atas pinjaman uang. Imbal jasa ini merupakan suatu kompensasi kepada pemberi pinjaman atas manfaat kedepan dari uang pinjaman tersebut apabila diinvestasikan. Jumlah pinjaman tersbut disebut "pokok utang" (principal). Persentase dari pokok utang yang dibayarkan sebagai imbal jasa ( bunga ) dalam suatu periode tertentu disebut "suku bunga".

Definisi
Bunga (interest)/fa’idah) adalah tambahan yang dikenakan dalam transaksi pinjaman uang (al-qardh) yang diperhitungkan dari pokok pinjaman tanpa mempertimbangkan pemanfaatan/ hasil pokok tersebut, berdasarkantempo waktu, diperhitungkan secara pasti di muka, dan pada umumnya berdasarkan persentase.
Secara leksikal, bunga sebagai terjemahan dari kata interest. Bunga dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah imbalan jasa untuk penggunaan uang atau modal yang dibayar pada waktu tertentu berdasarkan ketentuan atau kesepakatan, umumnya dinyatakan sebagai persentase dari modal pokok.

Jenis Bunga
1.             Bunga sederhana
Merupakan hasil dari pokok utang, suku bunga per periode, dan lamanya waktu peminjaman.
Rumusan bunga sederhana yaitu:
c = p.b.w
Dimana :
c (bunga sederhana) merupakan hasil dari p (pokok utang),
b (bunga), dan
w (waktu).

Contohnya:
Wiki meminjam Rp 230.000.000 untuk membeli sebuah mobil baru, dengan suku bunga sebesar 9.5% per tahun dan masa pinjaman adalah 5 tahun maka bunganya adalah
Rp. 230.000.000 x 0.095 x 5 = Rp. 109.250.000
Bunga sederhana untuk pinjaman Wiki adalah Rp. 109.250.000, maka total pembayaran pokok utang ditambah bunganya adalah Rp. 339.250.000.

Contoh lainnya, misalnya pokok utangnya adalah Rp. 100.000:
·             Utang kartu kredit dimana dikenakan biaya sebesar Rp. 1.000 per harinya maka 1.000/100.000 = 1%/perhari.
·             Obligasi swasta dimana pembayaran kupon bunga pertamanya adalah sebesar Rp 3.000 setelah 6 bulan sejak tangal penerbitan obligasi dan pembayaran kupon keduanya adalah Rp. 3.000 pada saat akhir tahun maka hasilnya adalah : (3.000+3.000)/100.000 = 6%/year.
·              Bunga Deposito yang dibayarkan pada akhir tahun sebesar Rp. 6.000 maka perhitungannya adalah : 6.000/100.000 = 6%/year.

2.             Bunga Majemuk
Bunga majemuk (commpoud interest) adalah bungayang sudah dihasilkan ditambahkan ke uang pokok pada akhir tiap-tiap periode pembayaran bunga dan kemudian ikut dipakai sebagai dasar untuk menentukan besarnya bunga pada periode berikutnya. Bunga majemuk dihitung berdasarkan saldo terakhir setelah pembungaan.

Perbedaan Bunga Tunggal dengan Bunga Majemuk
Pada dasarnya, baik bunga tunggal maupun bunga majemuk adalah nilai jasa dari peminjaman suatu modal. Tetapi, perhitungannya sedikit berbeda.
Pada bunga tunggal, besarnya bunga hanya dipengaruhi oleh besarnya uang yang kita tabung. Kemudian, ketika tabungan kita telah berbunga, besarnya bunga pada tahun itu dan selanjutnya tetap dihitung terhadap tabungan kita.
Pada bunga majemuk, ketika tabungan kita telah berbunga, besarnya bunga pada tahun itu dihitung terhadap penjumlahan tabungan dengan bunga kita. Jadi, yang dibungakan bukan hanya tabungan kita, melainkan bunga kita juga ikut dibungakan.
Supaya lebih mudah, coba simak ilustrasi berikut:

Marjono menyimpan uang sebesar satu juta di bank A dan bank B yang keduanya sama-sama memiliki suku bunga 10%. Bedanya, bank A menerapkan sistem bunga tunggal sedangkan bank B menerapkan sistem bunga mjemuk.

Pada tahun pertama, jumlah tabungan Marjono pada bank A adalah:
tabungan awal + bunga tunggal
= 1.000.000 + 1.000.0000 x 10%
= 1.100.000
Sedangkan jumlah tabungan di bank B adalah:
tabungan awal + bunga majemuk
= 1.000.000 + 1.000.000 x 10%
= 1.100.000

Lalu, pada tahun kedua, jumlah tabungan di bank A menjadi:
tabungan tahun pertama + bunga tunggal
= 1.100.000 + 1.000.000 x 10%
= 1.200.000
Sedangkan jumlah tabunga di bank B adalah:
tabungan tahun pertama + bunga majemuk
= 1.100.000 + 1.100.000 x 10%
= 1.100.000 + 110.000
=1.210.000

Perbedaannya adalah :
Pada bunga tunggal, besarnya bunga yang kita dapatkan di tahun pertama tidak ikut dibungakan pada tahun kedua dan selanjutnya. Sedangkan pada bunga majemuk, bunga yang kita dapatkan akan ikut dibungakan pada tahun kedua dan begitu pula selanjutnya.

Rumus Umum Bunga Majemuk
M_n = M \times (1+i % )^n
dengan,
Mn = modal pada akhir tahun ke-n
M = modal awal
i = suku bunga
n = lama waktu

B = M_n - M
dengan,
B = besarnya bunga majemuk
Mn = modal pada akhir tahun ke-n
M = modal awal

Suku Bunga Nominal dan Suku Bunga Efektif
Suku bunga dibedakan menjadi dua, suku bunga nominal dan suku bunga riil. Suku bunga nominal adalah rate yang dapat diamati di pasar. Sedangkan suku bunga riil adalah konsep yang mengukur tingkat bunga yang sesungguhnya setelah suku bunga nominal dikurangi dengan laju inflasi yang diharapkan.
Tingkat suku bunga juga digunakan pemerintah untuk mengendalikan tingkat harga, ketika tingkat harga tinggi dimana jumlah uang yang beredar di masyarakat banyak sehingga konsumsi masyarakat tinggi akan diantisipasi oleh pemerintah dengan menetapkan tingkat suku bunga yang tinggi. Dengan tingkat suku bunga tinggi yang diharapkan kemudian adalah berkurangnya jumlah uang beredar sehingga permintaan agregat pun akan berkurang dan kenaikan harga bisa diatasi.
Secara teori tingkat bunga yang dibayarkan bank adalah tingkat bunga nominal yang merupakan penjumlahan tingkat bunga riil ditambah inflasi (Mankiw,2003). Adanya kenaikan atau penurunan inflasi akan berdampak pada kenaikan atau penurunan tingkat bunga kredit.
Pada tahun 2002, kondisi makroekonomi menunjukkan perkembangan yang kondusif. Ini terlihat dari terkendalinya uang primer, serta laju inflasi dan nilai tukar yang menunjukkan perkembangan yang positif. Oleh karena itulah, Bank Indonesia mulai memberikan sinyal penurunan tingkat bunga secara bertahap. Hal ini dilakukan melalui penurunan tingkat bunga instrumen moneter yang salah satunya adalah SBI. Walaupun tingkat bunga SBI mengalami penurunan, tingkat bunga kredit relatif rigid.
Suku bunga kredit yang ada pada saat ini dianggap beberapa kalangan baik dari pelaku bisnis maupun pakar ekonomi belum optimal. Mereka menuntut agar Bank Indonesia selaku penguasa moneter mempengaruhi suku bunga deposito dan suku bunga kredit berkaitan dengan turunnya SBI agar dapat meningkatkan atau mengembangkan sektor riil lewat kegiatan investasinya. Namun tuntutan itu belum atau baru sedikit yang dipenuhi (Info Bank, 2004).
Masih relatif tingginya suku bunga kredit di tengah-tengah masih adanya ketidakpastian prospek usaha tentu saja akan mengurangi semangat sektor dunia usaha untuk melakukan investasi. Walaupun dilihat dari beberapa indikator, fungsi intermediasi perbankan melalui penyaluran kredit telah menunjukkan perbaikan, namun dalam kenyataannya penyaluran kredit perbankan pada sektor riil belum dapat berlangsung dengan cepat karena berbagai permasalahan yang dihadapai oleh sektor riil itu sendiri meskipun hal tersebut juga ada kaitannya dengan konsolidasi internal di perbankan.
Gejolak suku bunga dan inflasi menjadi dua faktor penting yang mempengaruhi aktivitas penyaluran kredit. Keduanya tidak hanya mendorong suku bunga kredit, tapi juga membuat risiko kredit macet menjadi besar. Tetapi dalam kondisi seperti ini, kegiatan kredit perbankan harus tetap berlangsung.
Suku Bunga Nominal
Suku bunga nominal adalah suku bunga yang biasa kita lihat bank atau media cetak. Misalnya perusahaan meminjam uang dari bank sebesar $100.000 selama setahun pada suku bunga nominal 10%, maka pada akhir tahun perusahaan harus mengembalikan pinjaman tersebut sebesar $110.000 (yaitu $100.000 x 10%).
Suku bunga nominal cenderung naik seiring dengan angka inflasi. Jika, misalnya, bank memberlakukan suku bunga 10% pada ekspektasi inflasi selama satu tahun ke depan adalah 0%, maka bank mungkin akan memberlakukan suku bunga 13% jika ekspektasi inflasinya adalah 3%.
Tingkat Bunga Efektif adalah:
disebut juga tingkat suku bunga ekuivalen tahunan (equivalent annual rate, EAR).  Tingkat suku bunga ini adalah tingkat suku bunga yang akan menghasilkan nilai akhir (di masa depan) yang sama menurut bunga majemuk tahunan seperti juga pada bunga majemuk yang lebih sering dengan memberikan suatu tingkat suku bunga nominal tertentu.  Semua tingkat suku bunga nominal dapat dikonversi menjadi tingkat suku bunga ekuivalen tahunan, atau EFF%.  Ketika melakukan perbandingan di antara beberapa pinjaman atau investasi yang melakukan pembayaran pada jangka waktu yang berbeda-beda, harus menggunakan EEF%.
1.             tingkat bunga yang sesungguhnya dibebankan dalam setahun; jika suku bunga dibebankan sekali setahun, tingkat bunga nominal sama dengan suku bunga efektif; atau
2.             gambaran mengenai pendapatan/hasil atas nilai suatu instrumen utang yang dimiliki dibandingkan dengan nilai instrumen pada saat harga pembelian (effective rate)

Jika tingkat bunga nominal lebih rendah daripada tingkat bunga efektif, maka akan terjadi diskonto. Sebaliknya, jika tingkat bunga nominal lebih tinggi daripada tingkat bunga efektif, maka akan terjadi premium.

Rumus Bunga Nominal & Efektif

 Suku bunga nominal :
• r = i x M
n Suku bunga efektif :
• ieff = (1 + i)M -1
atau
• ieff = (1 + r/M)M -1
• dimana : ieff = suku bunga efektif
• r = suku bunga nominal tahunan
• i = suku bunga nominal per periode
• M = jumlah periode majemuk per satu tahun

Contoh Soal:
Apabila suku bunga nominal pertahun adalah 15%, yang mana dalam satu tahun terdiri dari 4 kuartal, Berapakah besarnya suku bunga nominal untuk setiap kuartal.
Dik :       • r = 15%
• M = 3
• i = r / M = 15% / 4 = 3.75% per kuartal
Dit : Berapa pula suku bunga efektif per tahun nya ?
n ieff = (1 + i) M -1
= (1 + 0,0375) 4 – 1
= 0,1586 atau 15,86% per tahun
n ATAU
n ieff = (1 + r/M) M -1
= (1 + 0,375/4) 4 – 1
= 0,1586 atau 15,86% per tahun

Hitung suku bunga efektif per kuartal ?
n suku bunga nominal per kuartal = 3.75% (= r)
n M = 1/4 tahun = 0,25 dalam satu tahun
n ieff = (1 + r/M) M -1
= (1 + 0,0375/0,25) 0,25 – 1
= 0,0355 atau 3,55%